Penulis: Laras W Gandaningrum
KARANGANYAR | inspirasiline.com
WARGA, utamanya kalangan guru di Kabupaten Karanganyar bangga atas berdiri dan diresmikannya Gedung Pertemuan Grha Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Ketua PGRI Kabupaten Karanganyar Aris Munandar menjelaskan, pembangunan Gedung bertujuan untuk meningkatkan pelayanan PGRI kepada para guru, pendidik dalam pemenuhan sarana aktivitas, meningkatkan kemampuan profesi, kompetensi yang menunjang tugas profesi, seperti pelatihan, workshop, seminar, dan lain-lain.
“Selain itu, Grha PGRI juga untuk mewujudkan kebersamaan menyediakan fasilitas kepada masyarakat Kabupaten Karanganyar untuk kegiatan pertemuan,” kata Aris Munandar saat peresmian Gedung Pertemuan Grha PGRI, Kamis (13/8).
Menurut Aris Munandar, pembangunan Grha PGRI dilakukan oleh PGRI Karanganyar masa bakti XXI di atas tanah milik PGRI seluas 5.340 meter persegi, dengan biaya Rp 5,4 miliar, meliputi gedung induk, balkon, 3 kamar ganti VIP, serta 10 kamar mandi, dan 2 wastafel.
Aris menegaskan, pembangunan Grha PGRI tidak sekadar membangun fisik menata batu dan besi saja. “Lebih dari itu, PGRI ingin membangun dan menumbuhkan spirit, moral force, serta solidaritas dan soliditas anggota untuk meningkatkan kebersamaan, pengabdian, dan kinerja personal,” ujarnya.
Peresmian Gedung Pertemuan Grha PGRI Kabupaten Karanganyar dihadiri Bupati Juliatmono, Pengurus PGRI Jateng dipimpin Muhdi, Ketua DPRD, Kepala Disdikbud, serta segenap perwakilan PGRI Solo Raya dan pengurus cabang-ranting se-Kabupaten Karanganyar.
Muhdi dalam sambutannya sangat mengapresiasi Bupati yang sudah memfasilitasi pembangunan Grha PGRI, serta Ketua PGRI Karanganyar yang telah berhasil mewujudkan pembangunan Grha PGRI yang cukup megah.
Agustus-November
Dia mengingatkan, Agustus dan November merupakan bulan-bulan yang memiliki momen luar biasa yang harus diingat guru anggota PGRI. “Agustus dan November adalah bulan perjuangan guru untuk bisa berkumpul dan akhirnya lahir persatuan guru di Surakarta setelah 100 hari (25 November) Proklamasi Kemerdekaan RI dikumandangkan. Maka NKRI adalah harga mati bagi PGRI,” paparnya.
Kepada para guru anggota PGRI, Muhdi berpesan, pembelajaran di masa pandemi Covid-19 ini tetap menjaga kesehatan, tetap belajar, dan tanamkan softskill pada anak didik, meliputi nilai-nilai integritas, kreatif-inovatif, dan bisa bekerjasama dengan cara berempati yang komunikatif.
Bupati Juliatmono menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada PGRI. “Semoga berdirinya Grha PGRI tidak saja bermanfaat bagi PGRI, tapi juga bagi masyarakat Karanganyar umumnya,” harapnya.
Bupati berpesan agar guru anggota PGRI tetap jadi figur idola bagi anak didik. “Di masa pandemi ini, guru dan siswa terlihat rindu untuk bertemu muka. Kita yakini, sosok guru tidak bisa digantikan dengan teknologi secanggih apa pun,” ungkapnya.
Dalam kesempatan ini, Bupati Juliatmono menandatangani prasasti peresmian Grha PGRI, dilanjutkan dengan penyerahan penghargaan kepada Ketua PGRI Karanganyar masa bakti XVIII, XIX, dan XX. Ketua PGRI Jateng juga menyerahkan Dana Setia Kawan Pensiun kepada guru anggota PGRI yang telah purnakarya.***