Tegal-Inspirasiline.com. SMP 15 Kota Tegal menjadi terbaik 1 pada lomba pembuatan film iklan layanan masyarakat yang di selenggarakan oleh Dewan Kesenian Kota Tegal.
Erwindo selaku panitia mengatakan kegiatan tersebut bertujuan untuk menumbuh kembangkan kecintaan dunia sineas di kalangan pelajar.
Lomba diikuti tingkat pelajar SLtP dan SLTA. Pada Sabtu (2/12/2023) dari 15 judul film yang diterima panitia yang mendapat peringkat terbaik 1 adalah SMP 15 Kota Tegal.
Sinyo selaku Komite Film DKT Kota Tegal menjelaskan, tiga tema yang jadi pilihan peserta lomba yaitu Lingkungan hidup, Kesehatan Toleransi dan Demokrasi.
Dalam pelaksanaan lomba yang dimulai pukul 9 peserta, bebas mencari lokasi syuting masih wilayah kota Tegal dan waktu proses dari pengambilan gambar sampai editing berlangsung sehari dari pk.9 sampai jam 4 sore dan mereka langsung ngedit.
Tidak ada ketentuan pada proses produksi film iklan layanan masyarakat. Kamera yang di gunakan pun sangat sederhana, cukup menggunakan HP meski ada beberapa yang pakai kamera SLR.
Peserta nampak serius dan semangat, terlihat ketika mereka menjalani editing di sekretariat DKT. Dari sekian waktu pengambilan gambar harus menghasilkan film berdurasi 3 sampai 5 menit.
Tiga Juri diantaranya Wowok Legowo, Enrikus Yuli Prasetyo dan Hernandes Saranela. Menurut pengamatan Hernandes yang sudah terbiasa menjurini lomba film semacam ini, menilai hasil garapan anak-anak Tegal kualitasnya tidak berbeda jauh ketika menjurini lomba yang sama di kota kita lainnya.
” Kalau saya lihat nih membandingkan antara apa yang diciptakan sama pelajar di Jogja, dengan yang di Tegal,
saya pikir kualitasnya enggak beda, jauh ” tutur Hernandes seniman kelahiran Bumiayu Brebes.
Hernandes malah mengatakan, bahwa di Tegal dirinya Tegal menemukan beberapa karya yang kesannya udah lebih dari sekedar karya anak SMP anak SMA. ” ini sangat bagus sekali.” ungkapnya.
Bahwa pertama Karena film kan bicaranya soal visual yang mereka cukup bagus untuk bisa sampai ke arah yang diharapkan.
” berbicara soal dialek, mereka tidak terjebak soal lokalitas mungkin orang di luar Tegal menyangka kalau film ini di buat dan dimainkan bukan orang Tegal.” tambahnya.
Menurutnya peserta sudah bisa mengkombinasikan semua hal yang mereka punya dan mereka tuangkan dalam karya-karya mereka peserta semuanya menawarkan hal-hal yang berbeda tapi tentunya kami sebagai juri harus memilih mana yang paling bagus mana yang paling mendekati tema dan apalagi kalau ini adalah festival film maka gagasan audio dan visual itu harus menyatu.
Kami mempermulasikan bagaimana mencari film-film yang bisa mewakili semua gagasan tentang iklan layanan masyarakat.
Sejauh ini penekanan dalam lomba film mungkin kalau misalkan lomba ini terjadi sekitar 5 tahun atau 10 tahun sebelumnya kami dewan juri tidak akan terlalu konsen kepada visual tetapi sekarang kan dengan perkembangan teknologi yang ada gambar bagus dalam sebuah film sudah menjadi keharusan.
Jadi mau tidak mau bicara visual kita mencari film-film yang secara visual sudah cukup mewakili tentang dunia film sekarang.
Terus soal isu, karena ini adalah tema-tema sosial dan yang membuat adalah anak SMA maka kami sebagai juri juga mencoba memandang melihat bagaimana cara berpikirnya anak-anak SMA yang sekarang ternyata anak SMA sekarang bisa berbicara soal politik.
Ketua Dewan Kesenian Kota Tegal berharap dengan adanya kegiatan semacam ini setidaknya bisa membangkitkan sekolah, setidaknya pelajaran tentang dunia perfilman atau sineas bisa dijadikan kegiatan eskul di masing-masing sekolah.
Pembagian hadiah lomba film layanan masyarakat berlangsung di Taman Budaya Tegal dihadiri Ka.Disdik Kota Tegal Ismail Fahmi sekaligus menyaksikan tayangan film iklan layanan masyarakat hasil lomba. (Biet)